tengadahnya pada setiap senja yang menjelma
pada selaksa makna di goresan waktu
kala lakar rindu menghimpit sesak diantara kata
tak berawal dan tahu tak berakhir
dan sesegukannya bertandang di antara waktu
ketika nama itu menjelma dalam ingatan
terlarung dalam setiap untai doa
merangkai segala rasa dalam buaian cinta
laylaku ...
adakah lagi pengharapan di altar berbatu ini
ketika malam tak lagi indah tanpamu
kala senja bermuram durja tanpa senyummu
kala pagi menekuk wajah tanpa aksaramu
laylaku ...
nun jauh kibaran tendamu dari lembah ini
menyekat jarak kegilaaku akan dirimu
yang merundung duka dalam kilau cinta
mengiringkan kelu dalam setiap kata
duhai layla ...
lihat ketidakwarasanku yang tercipta
pada setiap detak nadi kehampaan
yang merundung duka cinta akan hadirmu
mengukir jejak semesta bersamamu
lalu ketika setiap malam menjelmakanmu
gemerlap bintang tak lagi bertahta karenamu
menandakan setiap aksaramu adalah bukti kegilaanku
yang bertahta dengan seribu diamku
termakar mungkin aku di ketidakwarasanku
padamu yang telah menjadikan putih di hitamku
yang membantai habis semua angkaraku
dan menjadikanku gila dalam kewarasanku
laylaku ...
inilah aku sang pecintamu
yang bertandang kala altar menjadi sunyi
yang ada dalam setiap noktah kecintaanku
.
lembah bulusaraung
311211 : 23.36
.
1919
pada selaksa makna di goresan waktu
kala lakar rindu menghimpit sesak diantara kata
tak berawal dan tahu tak berakhir
dan sesegukannya bertandang di antara waktu
ketika nama itu menjelma dalam ingatan
terlarung dalam setiap untai doa
merangkai segala rasa dalam buaian cinta
laylaku ...
adakah lagi pengharapan di altar berbatu ini
ketika malam tak lagi indah tanpamu
kala senja bermuram durja tanpa senyummu
kala pagi menekuk wajah tanpa aksaramu
laylaku ...
nun jauh kibaran tendamu dari lembah ini
menyekat jarak kegilaaku akan dirimu
yang merundung duka dalam kilau cinta
mengiringkan kelu dalam setiap kata
duhai layla ...
lihat ketidakwarasanku yang tercipta
pada setiap detak nadi kehampaan
yang merundung duka cinta akan hadirmu
mengukir jejak semesta bersamamu
lalu ketika setiap malam menjelmakanmu
gemerlap bintang tak lagi bertahta karenamu
menandakan setiap aksaramu adalah bukti kegilaanku
yang bertahta dengan seribu diamku
termakar mungkin aku di ketidakwarasanku
padamu yang telah menjadikan putih di hitamku
yang membantai habis semua angkaraku
dan menjadikanku gila dalam kewarasanku
laylaku ...
inilah aku sang pecintamu
yang bertandang kala altar menjadi sunyi
yang ada dalam setiap noktah kecintaanku
.
lembah bulusaraung
311211 : 23.36
.
1919
Tidak ada komentar:
Posting Komentar