remaja itu berdiri di hadapan pamannya, dan berkata lantang
“izinkan aku ikut berperang, wahai pamanku”
“bagaimana mungkin kuizinkan kau berperang,
sementara kau adalah cindera mata kakakku” jawab sang paman
dan wasiat dibuka di hadapan sang paman
tak ada kata lagi dari sang paman
dirobeknya sorban yang melingkar di kepalanya
membagi dua, kemudian menyerahkan kepada sang remaja
sontak kaki sang remaja berlari menuju padang kematiannya
menebaskan pedangnya ke arah para pemusuh sang paman
dan darah-darah berhamburan di pedangnya
darah para penikmat duniawi
salam pada ya hadzrat Qasim
usiamu tak mengurangi keberanianmu
walau tahu tak mungkin ada kemenangan untukmu
dan bahkan kepalamu harus rela lepas dari tubuhmu
tebasan itu menghentikan laju pedangmu, menetak kedua tanganmu
panah dan tombak menghentikan langkahmu
lalu pedang jahannam itu memenggal kepala sucimu
dalam raungan keras semesta berlimpah darah dan air mata
.
lembah bulusaraung
031211 : 12.05
“izinkan aku ikut berperang, wahai pamanku”
“bagaimana mungkin kuizinkan kau berperang,
sementara kau adalah cindera mata kakakku” jawab sang paman
dan wasiat dibuka di hadapan sang paman
tak ada kata lagi dari sang paman
dirobeknya sorban yang melingkar di kepalanya
membagi dua, kemudian menyerahkan kepada sang remaja
sontak kaki sang remaja berlari menuju padang kematiannya
menebaskan pedangnya ke arah para pemusuh sang paman
dan darah-darah berhamburan di pedangnya
darah para penikmat duniawi
salam pada ya hadzrat Qasim
usiamu tak mengurangi keberanianmu
walau tahu tak mungkin ada kemenangan untukmu
dan bahkan kepalamu harus rela lepas dari tubuhmu
tebasan itu menghentikan laju pedangmu, menetak kedua tanganmu
panah dan tombak menghentikan langkahmu
lalu pedang jahannam itu memenggal kepala sucimu
dalam raungan keras semesta berlimpah darah dan air mata
.
lembah bulusaraung
031211 : 12.05
Tidak ada komentar:
Posting Komentar