lelaki terdiam di sudut pasukan
kala ditatapnya seraut wajah yang begitu disanjungnya
gundah melanda
dalam perang jiwa yang membakar hati
diangkatnya pedang yang sedari digenggamnya
berlari meninggalkan pasukannya
menuju sosok tegap, cucu sang Nabi
“aku menghadapmu wahai junjunganku, untuk bersamamu”
wajahnya yang kemudian mengelam dalam amarah
meneriakkan keras kalimatullah “ALLAHU AKBAR”
menerjang ke arah pasukan yang pernah bagian darinya
melawan mereka yang pernah menjadi kawannya
tebasan pedang dari kiri dan kanannya
sontak menghentikan amukannya
kala kedua tangannya menjadi buntung karena tebasan
dan kemudian terpenggal di pedang tak bertuan
“Bila saya terbunuh sebanyak 70 kali
dan kemudian saya masih bisa hidup,
pasti saya tidak akan membiarkanmu sendiri”
ucapnya sebelum meninggakan sang Imam
sontak tangis menderai kembali
kala sebuah kepala menggelinding di depan tenda hitam
kepala sang pejuang darah dan air mata
kepala muslim bin ‘ausajah
.
lembah bulusaraung
021211 : 11.44
kala ditatapnya seraut wajah yang begitu disanjungnya
gundah melanda
dalam perang jiwa yang membakar hati
diangkatnya pedang yang sedari digenggamnya
berlari meninggalkan pasukannya
menuju sosok tegap, cucu sang Nabi
“aku menghadapmu wahai junjunganku, untuk bersamamu”
wajahnya yang kemudian mengelam dalam amarah
meneriakkan keras kalimatullah “ALLAHU AKBAR”
menerjang ke arah pasukan yang pernah bagian darinya
melawan mereka yang pernah menjadi kawannya
tebasan pedang dari kiri dan kanannya
sontak menghentikan amukannya
kala kedua tangannya menjadi buntung karena tebasan
dan kemudian terpenggal di pedang tak bertuan
“Bila saya terbunuh sebanyak 70 kali
dan kemudian saya masih bisa hidup,
pasti saya tidak akan membiarkanmu sendiri”
ucapnya sebelum meninggakan sang Imam
sontak tangis menderai kembali
kala sebuah kepala menggelinding di depan tenda hitam
kepala sang pejuang darah dan air mata
kepala muslim bin ‘ausajah
.
lembah bulusaraung
021211 : 11.44
Tidak ada komentar:
Posting Komentar