malam kian mengepakkan sunyi
ketika kusadar heningnya waktu sentak dinginku
tarian demi tarian jemari berlalu lalang dalam setiap makna
yang entah mengerti atau tidakkah kala kubaca satu persatu
semakin menggiringku dalam sunyi dan bisu yang rak berkesudahan
lalu
ketika bayangmu lirih kepakkan duka-duka waktu
diamku semakin sibuk membisukan titik-tiktik aksara
tak mampu berkata
beku di ujung pena
selirih tembang yang kusenandungkan
kuharap tawamu menjadi setiap inspirasi dalam diam dan bisuku
setiap kata
setiap goresan
ya perempuanku
padamu titik nadir jiwaku bersenandung
pada tiap goresanmu aksaraku menghembuskan nafasnya
pada setiap katamu jiwa ini menjadi ada dalam adanya
ya perempuanku
izinkan aku menjadikanmu inspirasiku
izinkan aku mewartakan aksaraku lewat lukisan wajahmu
izinkan aku menghirup nafas pada setiap untaian ujung jemarimu
.
lembahbulusaraung
071211 : 00.35
ketika kusadar heningnya waktu sentak dinginku
tarian demi tarian jemari berlalu lalang dalam setiap makna
yang entah mengerti atau tidakkah kala kubaca satu persatu
semakin menggiringku dalam sunyi dan bisu yang rak berkesudahan
lalu
ketika bayangmu lirih kepakkan duka-duka waktu
diamku semakin sibuk membisukan titik-tiktik aksara
tak mampu berkata
beku di ujung pena
selirih tembang yang kusenandungkan
kuharap tawamu menjadi setiap inspirasi dalam diam dan bisuku
setiap kata
setiap goresan
ya perempuanku
padamu titik nadir jiwaku bersenandung
pada tiap goresanmu aksaraku menghembuskan nafasnya
pada setiap katamu jiwa ini menjadi ada dalam adanya
ya perempuanku
izinkan aku menjadikanmu inspirasiku
izinkan aku mewartakan aksaraku lewat lukisan wajahmu
izinkan aku menghirup nafas pada setiap untaian ujung jemarimu
.
lembahbulusaraung
071211 : 00.35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar