Rabu, 24 Agustus 2011

SURAT UNTUKMU; BIDADARIKU

Kugoreskan semua ini atas nama rindu dan kecintaan yang hanya aku dan Tuhanku yang tahu seberapa besar rasa ini menggelegak di dalam jiwa yang diciptakanNya satu untuk masing-masing umatNya. Sebelum lanjut terbaca, maka fahamilah bahwa tulisan ini hanyalah sebuah tulisan yang lahir dari sebuah keresahan tanpa batas, keresahan yang menghantuiku dari hari ke hari, dari waktu ke waktu.

bidadariku, keh...adiranmu di batas waktuku,
pada saat diriku tak menjadi diriku lagi, membuat tanya panjang dalam setiap detak nafasku. Kerapuhan, kehancuran, pengkhianatan, balas dendam dan sejuta kata sepadan lahir karenanya, dan kaupun tahu tentang itu. Menimbulkan sebuah kolaborasi tanya yang mungkin tak akan pernah terjawab baik oleh sang waktu sekalipun.

bidadariku, kehadiranmu di ambang kematianku,
Selaksa aksara terukir atas nama kepahitan waktu merajamku, di sela aksara-aksara yang terukir mengatas namakan kepedihan dan derita pada jedah-jedah menjelang kematianku. Aksara yang kemudian punah tak bersisa, aksara yang kemudian menjejak arti baru, kala dalam sebuah pesan pendekmu menyebutkan arti sebuah pengorbanan. Arti yang selama ini menjadi asing bagiku, arti yang membuka kembali mata hati yang pernah dibutakan oleh pengkhianatan di lengkungnya pelangi yang indah namun hanya satu warna dan altar-altar cerita yang telah berubah menjadi debu.

bidadariku, kehadiranmu di lembah aksaraku,
Ingatkah dirimu saat kuungkap sedikit demi sedikit makna di balik diksi-diksi yang bermain di setiap aksara yang kuukir ? “permainan diksi yang indah” ujar beberapa kawan-kawan kita, tapi mereka tak tahu dan mungkin dirimupun juga tak menyadarinya, selalu dan selalu selarik makna kujejalkan di balik diksi itu, pengungkapan jejak-jejakku, pengungkapan jati diriku, yang selalu dan selalu menjadi tanda tanya besar bagi banyak kawan-kawan kita dan juga dirimu.
satu hal yang sesungguhnya harus dirimu sadari, diksi-diksi tak terlihat itu lahir atas namamu, ada karenamu, bukan karena siapa-siapa.

bidadariku, kehadiranmu di setiap detak nadiku
Sejuta cerita yang mengalir dari suaramu di kejauhan sana, dimana bukan hanya jarak yang membentang diantara kita, namun jua situasi dan kondisi masih menjadi benteng kokoh, bak tembok raksasa cina yang membentang dari semua cita-cita kita berdua, terkadang menghenyakkanku pada separuh waktu yang tak kutahu, disudut mana aku berada.
Namun kuyakini satu hal, disudut manapun aku berada, aku tetap menjadi alam yang kau kenal, mencintaimu, merindukanmu, mendambakanmu di setiap detak nadiku.

bidadariku, kehadiranmu di sajadah lusuhku
Dan kini, tubuh kurus yang semakin termakan usia ini, menetak jejaknya pada setiap perjalanan panjang sang waktu, perjalanan panjang nan sahaja tuk gapai segala kisah dalam setiap temaram waktu yang terlakoni oleh suratan waktu.
Perjalanan panjang dalam setiap kisi waktu dan menyenandungkan segala puja dan puji kepadaNya agar setiap aksara yang terjejak menjadi abadi atas namaNya. Agar setiap hembusan nafas ini, dapat terlewati bersamamu.

Jedahlah waktu bidadariku, karena kau tahu aku
dalam diam aku mencintaimu
.
lembah bulusaraung,
240811 : 02.54 WITA
1919

Tidak ada komentar: