ketika semesta telah melarungkan seluruh aimata
nampak kusam pias mentari yang tertutup warna
diam menyendiri dalam sejuta tangis tanpa aksara
pada setiap dinding-dinding gua saksi sebuah cinta
tak ada altar sesembahan
yang ada hanya tawa pedih atas ketinggalan
pun goresan pada pasir hilang tak bertuan
rampai segala kesah di sudut keheningan
gontai langkah di terik mentari
hantar tubuh kurus berlapis kulit ari
gapai nisan di pelupuk pagi
nan melara di setiap sudut netra yang mati
tengadah tangan pada pemilik jiwa
kalungkan tasbih di setiap jari-jari semesta
rampai segala derita dalam balut duka
sumbat telinga pada racau-racau sang lara
ya ... izzatiy
kini laraku telah kau sempurnakan jua
pada makna tertuang segala kembara
pada tebas rindu yang kau harumkan nirwana
pada bilah-bilah perindu namamu adalah kuasa
ya ... pemilik segala rindu
nisan ini adalah saksi kerinduanku
raga yang terkubur ini adalah belahan jiwaku
katakan nistaku pada segenap dendang rindu
pun jua lelah raga ini di sudut waktu
tak ada lagi bayang yang kulihat di balik tenda
rebahpun ia menjadi raga yang tak berjiwa
jua tak kan lagi kudengar syair di balik jendela
kala desahku mengalun di setiap dinding kota
sebutlah aku sebagai majnun atasnya
yang menggila dalam setiap desah kerinduan senja
menapak sepi kala mentari meninggi di setiap rasa
merapuh dalam segala ingatan di bayang maya
katakan padaku hai pemilik cahaya
masih pantaskah aku bernafas di buana ini
kala sang perindupun telah pergi ???
masih pantaskah kurasa hangatnya mentari
kala jiwaku pun melayang pergi
kini aku hanya seonggok daging berbalut ari
setegak tulang di sanggah pohon berduri
tak berjiwa karena ia telah pergi
tak beraksara kala ia merintih sepi
tak ada lagi ...
maka ...
izinkan aku ...
tenang meratap di pusara ini
merintih dalam balut sepi
merebah dan memeluk gundukan tanah ini
tuk menyatu dengan jiwa sang permaisuri
laylaku ...
kini di nisan tanpa cinta yang kau hadirkan
kupenuhi takdirku bersama kegilaanku akanmu
kurebahkan segala penat dalam kecintaan tanpa henti
tuk bersamamu dalam namaNya
izinkan aku ...
.
LEMBAH BULUSARAUNG
311011 : 04.11

Tidak ada komentar:
Posting Komentar