Minggu, 27 Februari 2011

SANG PENIUP SERUNAI DI SISI LEMBAH

peluh merepih di ujung perak laras senapan waktu
mengemas sisa waktu dalm bingkai semesta
berpacu di bulir jingga sang rembulan satu
membahana pada selaksa waktu merepih rasa



untai aksara melelap lara dalm kias makna
tak tahu rasa menggenggam rindu tiada tara
meleleh besi dalam outaran sukma
menghenti waktu pada titik nadir utama

lalu

kala sang peniup serunai lembah bernanyi
melantun tembang indah pada lembah syurgawi
menggaung di sisi lembah hitam nan sepi
sambil terisak dalam serpihan waktu yang iri

sang peniup serunai tertatih suara
melantun kidung syurga
pada tepian jingga telaga
membenam di beningnya airmata

dan hilang

Tidak ada komentar: