perempuanku dan pagi yang sunyi
pada sisa dingin yang terserabut waktu
cabar asmaradana menjejak di bias emas mentari
perempuanku dan siang yang merindu
netra tatap tapal batas tanpa kedip
rinai sketsa rindupun melamur di pendar semesta
sumbang ucap aksara dalam kilau surya
sandarku pada tiang-tiang penyangga semesta
perempuanku dan senja yang menjingga
pun jingga yang kemudian melamur bersama mentari
hantarkan rasa yang memuncak dalam bisu
diam dalam setiap langkah-langkah rindu
semat asa dan rasa dalam bingkai-bingkai melati
perempuanku dan malam yang hening
pada setiap kata dan aksara yang menjejak
jemari menari ungkap misteri waktu
sibak setiap hembusan dingin bayu lembahku
dan berharap hantar rindu padamu di batas rindu
.
lembah bulusaraung
200911 :
1919
pada sisa dingin yang terserabut waktu
cabar asmaradana menjejak di bias emas mentari
kabarkan asa yang melarungkan seribu jedah padamu
untai seribu rindu di jejak-jejak indah lembah nan biruperempuanku dan siang yang merindu
netra tatap tapal batas tanpa kedip
rinai sketsa rindupun melamur di pendar semesta
sumbang ucap aksara dalam kilau surya
sandarku pada tiang-tiang penyangga semesta
perempuanku dan senja yang menjingga
pun jingga yang kemudian melamur bersama mentari
hantarkan rasa yang memuncak dalam bisu
diam dalam setiap langkah-langkah rindu
semat asa dan rasa dalam bingkai-bingkai melati
perempuanku dan malam yang hening
pada setiap kata dan aksara yang menjejak
jemari menari ungkap misteri waktu
sibak setiap hembusan dingin bayu lembahku
dan berharap hantar rindu padamu di batas rindu
.
lembah bulusaraung
200911 :
1919

Tidak ada komentar:
Posting Komentar