Rabu, 24 Agustus 2011

SYAIR DI GURAT EMAS PAGI

seringai pagi sentak netraku pada jejak nan membiru
terawang semesta yang tersenyum di balik tapak bisu
gurat sebuah nama dalam hembusan sejuk sang bayu
pun merindui di dekap dingin tangan lara yang membeku


diskursus waktu mengalibi serunai anak gembala
di dinginnya lembah yang kini membatas raga
bela jejak rasa di hening buana yang senantiasa sahaja
hembus asa yang menyesak pada melati yang membisu suara

nanar netra dalam ingatan yang membuai rindu asmara
pun jelang hati tuai segala tetak dan jejak yang mengunduh kelu
tumpah dalam noktah-noktah syair perindu syahdu
penuhi semesta dan buana tuk ungkap segala kesah rindu
.
tanah legenda
200711 : 06.59
1919

Tidak ada komentar: