semampai langkahmu sayangku
ketika bibir ranum menyunggingkan senyum
dipelataran biru milik kita
riuh rendah sang sulung berteriak
ketika sang bungsu menjerit
jengah wajah sang gadis
merenggut si tampan berkilah
"bukan aku bunda"
senyum merekah dibibir merahmu
teduh merapal makna
menyemai selaksa arti
dalam seribu tanya mereka
mereka buah hatiku
mereka buah hatimu
mereka buah hati kita
nanar mataku tatap hempasan ombak
berdesah bisu dalam sekat fatamorgana
tatkala halus tanganmu menggapaiku
tatkala syahdu katamu terkata
"ada apa kak"
tak ada jawabku
deburan ombak
hempasan pasir
deru bayu
jingga senja
warna pelangi
menyatu dalam sekat anganku tentang kita
di lembah ini
tutur rasaku mengalun
menguntai aksara tak berbilang
memuji dan memuja dalam sekat aksara
namun diam tanpa kata
deburan ombak di hadapanku
memicing dalam tatapan sayu matamu
mata yang selalu membuatku tak berdaya
mata yang selalu membuatku lemah di hadapanmu
sementara
hempasan angin lembah
mengiris halus kulit lengan hitamku
yang tersandari oleh harumnya rambut lurusmu
yang menjuntai sebahu
ahhh
kilahku hanya berucap sendu
pada hamparan pasir yang menggores namamu
kesahku hanya berkata lirih
pada tingginya tebing yang memahat wajahmu
luahku hanya mengumbar pasif
pada sebuah gubuk kecil kita
gubuk dimana jelaga kita berhimpun
laut dimana senda tawa kita terurai
lembah dimana urai tangis kita membentang
langit dimana anak-anak kita menjadi harapan
rumah kita
bukan
gubuk kita
adalah kita
adalah suka kita
adalah duka kita
adalah segalanya
hingga jiwa tak lagi berjasad
rumah kita
bukan
gubuk kita
.
lembah bulusaraung
300511 : 20.07 Wita
ketika bibir ranum menyunggingkan senyum
dipelataran biru milik kita
riuh rendah sang sulung berteriak
ketika sang bungsu menjerit
jengah wajah sang gadis
merenggut si tampan berkilah
"bukan aku bunda"
senyum merekah dibibir merahmu
teduh merapal makna
menyemai selaksa arti
dalam seribu tanya mereka
mereka buah hatiku
mereka buah hatimu
mereka buah hati kita
nanar mataku tatap hempasan ombak
berdesah bisu dalam sekat fatamorgana
tatkala halus tanganmu menggapaiku
tatkala syahdu katamu terkata
"ada apa kak"
tak ada jawabku
deburan ombak
hempasan pasir
deru bayu
jingga senja
warna pelangi
menyatu dalam sekat anganku tentang kita
di lembah ini
tutur rasaku mengalun
menguntai aksara tak berbilang
memuji dan memuja dalam sekat aksara
namun diam tanpa kata
deburan ombak di hadapanku
memicing dalam tatapan sayu matamu
mata yang selalu membuatku tak berdaya
mata yang selalu membuatku lemah di hadapanmu
sementara
hempasan angin lembah
mengiris halus kulit lengan hitamku
yang tersandari oleh harumnya rambut lurusmu
yang menjuntai sebahu
ahhh
kilahku hanya berucap sendu
pada hamparan pasir yang menggores namamu
kesahku hanya berkata lirih
pada tingginya tebing yang memahat wajahmu
luahku hanya mengumbar pasif
pada sebuah gubuk kecil kita
gubuk dimana jelaga kita berhimpun
laut dimana senda tawa kita terurai
lembah dimana urai tangis kita membentang
langit dimana anak-anak kita menjadi harapan
rumah kita
bukan
gubuk kita
adalah kita
adalah suka kita
adalah duka kita
adalah segalanya
hingga jiwa tak lagi berjasad
rumah kita
bukan
gubuk kita
.
lembah bulusaraung
300511 : 20.07 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar