jejak bertaruh pada selangkangan waktu
tika cibir api memaku seribu bejana
dalam riak-riak gempar sebuah nama
tapi ajang mencari jejak tak bertuan
api itu berkobar tuanku
pada serunai jingga di gegap gempita seribu kepala
pada 17 milyar tabuh kantong-kantong berdasi
api berkobar tuanku
pada teriak seribu tangis anak bangsa
lalu ditangung renteng bak pinjaman pada rentenir
dan meninggalkan jejak yang memancung bayi di perut ibunya
sesak
desak
resah
gelisah
di api pordaa
seribu tangis kau ciptakan tuanku
seribu tengadah tangan meminta jawab
pada lendir-lemdir ludahmu tuanku
di api porda
mobil-mobil tak bertuan berjejak
tanah-tanah tak bertuan terhampar
dan kantong-kanting tuan bertambah tebal
di api porda tuan
tengadah langit menangis sendu
pada temaram daratan yang tetap membisu
pada desah pantai yang memanjang laraku
diamlah tangisku
karena sang tuan masih ada di tanah seberang
tenanglah hatiku
karena sang pemicu masih bertasbih menunggu ampunan
.
lembah bulusaraung
230611 : 20.38
tika cibir api memaku seribu bejana
dalam riak-riak gempar sebuah nama
tapi ajang mencari jejak tak bertuan
api itu berkobar tuanku
pada serunai jingga di gegap gempita seribu kepala
pada 17 milyar tabuh kantong-kantong berdasi
api berkobar tuanku
pada teriak seribu tangis anak bangsa
lalu ditangung renteng bak pinjaman pada rentenir
dan meninggalkan jejak yang memancung bayi di perut ibunya
sesak
desak
resah
gelisah
di api pordaa
seribu tangis kau ciptakan tuanku
seribu tengadah tangan meminta jawab
pada lendir-lemdir ludahmu tuanku
di api porda
mobil-mobil tak bertuan berjejak
tanah-tanah tak bertuan terhampar
dan kantong-kanting tuan bertambah tebal
di api porda tuan
tengadah langit menangis sendu
pada temaram daratan yang tetap membisu
pada desah pantai yang memanjang laraku
diamlah tangisku
karena sang tuan masih ada di tanah seberang
tenanglah hatiku
karena sang pemicu masih bertasbih menunggu ampunan
.
lembah bulusaraung
230611 : 20.38

Tidak ada komentar:
Posting Komentar