lirih berpendar asaku dalam sketsa malam
menguak tira-tirai kelam dan selimut semesta
membentang hingga batas cakwarawal
menggores kisi-kisi hitam dalam bayang rindu yang sempurna
tak pudar rasa dalam kelopak malam
memasung jiwa dan hati yang tersendiri di sudut lara
memendar dalam hitam nan kelam
namun membiru dalam kesah rasa
pada sejumput rasa yang terpatri
padamu hadir selaksa rindu tak terperi
menguak dan memecah malam yang sunyi
pada gelantar semesta jiwa dan dada kiri
di remah rasa tetap kuhampar asa
di tonggak asa tetap kupajang rasa
memuai laksana buih di samudera
tuk berkata "RINDUKU SEMPURNA"
menguak tira-tirai kelam dan selimut semesta
membentang hingga batas cakwarawal
menggores kisi-kisi hitam dalam bayang rindu yang sempurna
tak pudar rasa dalam kelopak malam
memasung jiwa dan hati yang tersendiri di sudut lara
memendar dalam hitam nan kelam
namun membiru dalam kesah rasa
pada sejumput rasa yang terpatri
padamu hadir selaksa rindu tak terperi
menguak dan memecah malam yang sunyi
pada gelantar semesta jiwa dan dada kiri
di remah rasa tetap kuhampar asa
di tonggak asa tetap kupajang rasa
memuai laksana buih di samudera
tuk berkata "RINDUKU SEMPURNA"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar