Minggu, 20 Februari 2011

TITIK NADIR DALAM SKETSA SEMESTA

Bismillah ucap hatiku
Deruku mencabur dalam selaksa aksara
merunut kata demi kata dalam sejuta kilah diam,
menderu disepanjang tengah malam
hingga akhirnya bisu menjamah hariku
hingga sebilah asa bertarung untuk bangkitku
mengusung semua asa dan rasa tuk berpatri
membubuhkan aksara demi aksara
pada sejumlah semesta dan sandaran harap
damai hati dalam dekapmu
luruh asa dalam genggaman tanganmu
bangkit rasa dalam lantunan kata dan aksara
senandung warna jiwa membahana
pada sisi-sisi hati yang pernah rapuh
lantunan kidung jiwa mewarnai pelangi
di sela-sela warna yang dulu pudar bahkan tak berwarna
merepih sunyi dalam semesta rasa
yang pernah membumi dan berkalang tanah
tak ada kata
tak ada aksara
lalu ...
ku merindu di sepanjang waktu
ku mencinta di selasar hari
ku menyayangi di setiap rona pelangi
ku mendamba di setiap noktah semesta
luruh angkuhku
luruh akuku
luruh egoku

dalam dekapmu
dalam kecupmu
dalam genggaman tanganmu
dalam setiap desah nafasmu
ingatkah dirimu ...
ketika perlahan kubisikkan kata cinta ditelingamu
ketika perlahan kubisikkan betapa aku merindumu
ketika selasar waktu tak akan menggugahku
ketika serona warna menjanji asa dan rasa
di titik akhir nadi kaulah yang terakhir
di denyut akhir jantung kaulah harapku
di deru akhir nafasku kaulah impian akhir jalanku
salahkah aku mencinta
salahkah aku merindu
salahkah aku mendamba
di titik akhir nadir genggam janjiku
kaulah yang terakhir dalam hidupku
di denyut akhir jantungku
tak ada lagi ganti atasmu
di deru akhir nafasku
mencintaimu adalah segalanya bagiku
.
.
.
altar rindu
17-18/02/2011

Tidak ada komentar: